Alamat: Bumijawa, Tegal
Akta pendirian: Notaris Agus Miftah SH no 31 tanggal 16 April 2008
e-mail: kejawenmaneges@yahoo.co.id
Nama & Kedudukan
Organisasi ini bernama Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME Kejawen kemudian menamakan diri “Kejawen Maneges” selanjutnya disebut Penghayat Kejawen Maneges yang dapat membuka cabang di seluruh dunia dan pengurus pusat berkedudukan di pulau Jawa.
Penghayat Kejawen Maneges berasaskan Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia dan 8 (delapan) ajaran Kejawen Maneges.
Penghayat Kejawen Maneges bertujuan untuk mengembangkan 8 (delapan) ajaran Kejawen Maneges yang bermoral dan santun. Mewujudkan perdamaian dunia dengan cinta kasih kepada manusia, hewan dan tumbuhan. Melestarikan alam, menciptakan ketentraman lahir dan batin. Meningkatkan semangat hidup melalui olah jiwa dan semadhi. Menciptakan budaya gotong-royong dan rukun. Meningkatkan kepercayaan kepada Tuhan YME.
Kejawen Maneges mempunyai atribut yang terdiri dari keris, lambang, panji-panji, dan gamelan tradisional Jawa. Lambangnya berupa gambar kelir yang tertancap pada bola dunia yang mempunyai makna: semoga budi pekerti Jawa bisa dijadikan panutan cara hidup seluruh manusia di dunia. Simbol kepengurusan adalah Keris Pangreh yang harus dipelihara dan dilestarikan selama menjabat dan sesudahnya harus dikembalikan kepada organisasi.
Ajaran Maneges
Kesimpulan ajaran diterjemahkan dan disempurnakan dari bahasa jawa kuna:
1. Tuhan itu satu, apapun agama, bahasa dan kepercayaannya: Allah, God, Yahweh, Gusti akaryo jagad, Hyang widi wasesa, dll adalah tunggal dan maha benar, maha kasih, maha baik, maha bijak dan maha mengetahui setiap kebohongan yang dibuat oleh manusia.
2. Tidak mempercayai setan, jin dan hal-hal klenik.
3. Tidak ada pengaruh agama asing.
4. Hukum alam sebagai hukum Tuhan.
Pemaknaan Maneges
Maneges adalah bahasa Jawa yang berasal dari kata Teges yang dapat berarti jelas. Dalam hal ini adalah mencari kejelasan melalui samadhi atau mengheningkan cipta dengan senantiasa pasrah pada hukum alam dan hukum sebab akibat serta mengenali diri sendiri sampai menemukan siapa aku.
Ke-Tuhanan
Dalam aliran Maneges tidak ada jiwa yang lebih unggul untuk menguasai jiwa yang lain tidak ada agen Tuhan keberadaan Tuhan langsung kepada manusia, tidak mempercayai ada nabi atau utusan Tuhan, karena kepercayaan kami bahwa sesungguhnya setiap manusia adalah percikan (putera-putera) dari Tuhan yang sama yaitu Tuhan Yang Maha Esa / Gusti Sang Hyang Ingkang Akaryo Jagad. Aetiap manusia adalah suci, hanya kadar kuat dan lemah manusia saja yang berbeda-beda. Pada masa sekarang yang ada hanyalah ketua organisasi yang mengurusi hanya sebatas fisik sebagai formalitas untuk didaftarkan di lembaga negara yang ada. Dahulu delapan Ajaran Jawa hanya disampaikan oleh leluhur sebagai pegangan hidup akan perilaku dan budi pekerti Jawa, bukan ayat-ayat yang merupakan perintah Tuhan melainkan upaya manusia untuk membebaskan dari penderitaan melalui kualitas hidup dan perilaku budi pekerti yang dihasilkan melalui proses manages para leluhur Jawa, sehingga tidak ada hukuman dari Tuhan apabila melanggarnya yang ada hanyalah penderitaan sendiri akibat perbuatan yang melanggar Delapan Ajaran Jawa. Tuhan tidak mungkin mempunyai perintah yang dapat dilanggar atau tidak diikuti oleh manusia, karena Tuhan Maha Kuasa bisa saja itu perintah agama bukan perintah Tuhan, manusia tidak punya kekuatan untuk melawannya kalau itu sebuah perintah Tuhan.Tuhan itu satu sedangkan agama bisa beraneka ragam.
Maneges bisa juga diartikan upaya terus-menerus untuk selalu mencari arah pemikiran manusia dalam setiap zaman untuk menghadapi segala problematika kehidupan dunia. Upaya Jiwa untuk berkonsentrasi dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa itu juga salah satu pemaknaan manages. Jadi maneges dapat pula dilaksanakan dengan samadi yaitu konsentrasi untuk menghadap Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan pengejawantahan manunggaling kawula lan gusti (bersatunya manusia dengan Tuhan).
Dalam konsep aliran Kepercayaan Maneges, manusia, tumbuhan dan hewan adalah percikan Tuhan yang berwujud jiwa dalam kehidupan dunia dan alam semesta,manusia adalah putera-putera Tuhan YME, dan setiap kehidupan adalah bagian dari roh ketuhanan.
Terdapat bermacam-macam Jiwa terdiri dari Jiwa yang rendah yaitu jiwa yang terdapat dalam tumbuhan, Jiwa Menengah yaitu jiwa yang terdapat dalam hewan dan jiwa yang tinggi yaitu jiwa yang ada didalam diri manusia.
Manusia dapat pula menjadi rendah jiwanya manakala dia adalah orang yang tidak berbudi, asusila dan jahat. Bisa juga manusia mempunyai jiwa yang rendah karena mengidap suatu penyakit tertentu misalnya gila, idiot, atau lemah mental.yang senantiasa membutuhkan perlindungan dan kasih sayang dari manusia sehat lainnya.
Dalam konsep kepercayaan maneges, kualitas jiwa seseorang ditentukan oleh budi pekerti, ada budi pekerti yang merupakan perilaku yang berjenjang dari bawah ke atas. Urutan dari Perilaku yang paling rendah ke perilaku hidup yang tertinggi dan mempengaruhi kualitas hidup seseorang adalah:
- Merusak dan membunuh sesama makhluk hidup, sangat dihindari
- Rasa malu, merasa rendah diri, dihindari
- Senantiasa cemas dan takut, dihindari
- Selalu berfikir menderita, dihindari
- Diliputi keinginan yang tiada habisnya, dihindari
- Merasa bersalah dan penuh penyesalan, dihindari
- Mudah tersinggung dan amarah, dihindari
- Merasa puas dan bangga terhadap prestasi yang diraih, dihindari
- Senang menunjukkan kelebihan pada orang lain, dihindari
- Menyembunyikan kemampuan, dianjurkan
- Semangat berkarya dan kreatif, dianjurkan
- Nerima ing pandum, menerima kenyataan hidup, dianjurkan.
- Senantiasa berfikir dan bekerja keras, dianjurkan
- Mempunyai rasa cinta yang mendalam terhadap jiwa dan makhluk hidup lain dengan senantiasa menolong dan memberi, dianjurkan
- Senantiasa bergembira dan bersemangat, dianjurkan
- Selalu menciptakan suasana damai, dianjurkan
- Bersamadhi, pasrah kepada alam, mengheningkan cipta kepada Tuhan Yang Maha Esa, sangat dianjurkan
Dari 17 perilaku hidup tersebut maka mulai dari perilaku nomor 10 sampai 17 adalah perilaku hidup yang baik yang dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang baik secara batin maupun secara materi.
Tuhan Yang Maha Esa adalah Gusti Ingkang murbeng dumadi, yang maha agung maha segalanya dan berada dalam tingkatan yang sangat tinggi dengan kemampuan penciptaan yang maha besar. Manusia yang berhasil kembali kepada Tuhan adalah manusia yang bisa melepaskan diri dari belenggu segala macam penderitaan hidup.
Sifat-sifat Tuhan
Gusti Ingkang Akaryo Jagad atau Gusti Ingkang Murbeng Dumadi adalah nama lain dari Tuhan Yang Maha Esa, Gusti Sang Hyang, atau God, atau nama apapun dari bahasa manusia yang menyiratkan sebuah kekuatan asal muasal yang besar dan agung yang merupakan sumber tunggal dari apapun agama dan kepercayaannya kemudian kita sebut Tuhan Yang Maha Esa.
Kejawen manages mempunyai gambaran tentang Tuhan YME yang berbeda dengan kepercayaan-kepercayaan lain, dan tentunya perbedaan pendapat tentang Tuhan itu menyesuikan dengan sifat dan karakter tiap bangsa yang berbeda-beda dari bangsa yang menciptakan agama dan kepercayaan tersebut.
Beberapa sifat Tuhan menurut kejawen manages antara lain:
1. Tuhan maha kasih dan sayang (Gusti iku welas asih). Sehingga semua manusia di haruskan mencintai sesama dan semua mahluk hidup serta alam semesta tanpa membedakan Hal apapun.Tuhan YME tidak punya sifat pembenci apalagi pendendam, sehingga kaum Kejawen Maneges percaya bahwa Tuhan YME tidak membuat hukuman ataupun menentukan jalan jelek karena Tuhan YME telah menciptakan hukum alam sebagai hukum sebab akibat,Hukum alam sebagai sumber hukum karma.
2. Tuhan Maha Adil (Gusti iku adil). Keadilan Tuhan tercermin dari hukum alam dan hukum sebab akibat,kaum maneges percaya dengan hukum karma diri yang merupakan sebab akibat dari perbuatan sendiri.Manusia di ciptakan berbeda beda dengan kemampuan akal maupun yang lain berbeda beda,dan perbedaan di gunakan untuk saling melengkapi.
3. Tuhan Maha Besar (Gusti iku Agung). Sehingga dengan demikian Tuhan tidak membutuhkan pengakuan akan kebesarannya, tidak memerlukan mantra atau jopa-jopu untuk berulang-ulang menyebut kebesarannya, apalagi sampai ditentukan berapa kali dalam sehari dsb. Karena ke-agungannya Tuhan tidak memerlukan sembahan atau pengabdian dari manusia, cukup manusia berterima kasih kepada Tuhan dengan cara berbuat baik kepada sesama dan percaya karma diri. Kesusahan yang terjadi pada manusia bukan karena kutukan Tuhan tetapi karena perbuatan sendiri (karma diri) yang bisa juga berakibat pada orang lain, sebagai cerminan sifat hukum keadilan Tuhan.
4. Tuhan Maha Bijaksana (Gusti iku Wicaksono). Setiap manusia yang berupaya baik dan berusaha mencari kebenaran Tuhan tentunya dia akan mendapat derajat dan kebahagiaan yang tinggi, Tuhan tidak menentukan syarat-syarat bagaimana caranya menyembah dia, atau mengancam tidak akan menerima sembahan dengan alasan alasan tertentu karena Tuhan tidak mempunyai sifat-sifat seperti itu.
5. Tuhan Maha Murah (Gusti iku weweneh). Tuhan YME tidak pelit tidak ada hitungan sebagai syarat imbalannya, karena alam tengah sebagai perjalanan ke alam kelanggengan hanya dapat di lalui dengan proses alamiah keadilan Tuhan dengan kasampurnaning hidup melalui perjuangan dan proses hidup.
6. Tuhan Maha Luas / Lapang (Gusti Iku Amba). Tuhan tidak punya sifat kerdil dengan membuat syarat tertentu atau persembahan tertentu untuk menghadap dia dan Tuhan tidak pilih-pilih terhadap manusia yang berupaya baik dan mencari kebenaran Tuhan. Jadi tata cara penyembahan dan upacara menghadap Tuhan adalah bagian dari budaya bukan perintah Tuhan, sehingga kita boleh mengikuti dimana saja kalau kita diundang, sebagai wujud toleransi,.tidak terpengaruh busana adat kebiasaan atau tata cara apapun, boleh diikuti asal tidak melanggar 8 ajaran jawa.
7. Tuhan Maha Pemaaf (Gusti iku akeh pangapurane). Setiap kesalahan manusia tentunya akan berakibat pada pelakunya,ketika manusia menderita karena balasan akan perbuatan salahnya maka sangat penting untuk menyadari dan memohon maaf kepada Tuhan, kepada alam dan kepada mahluk hidup lain yang telah dirugikan.dan tidak mungkin ada kesalahan yang tidak bisa dimaafkan, karena semua kesalahan ada alasannya walaupun alasan terbesar adalah karena kebodohan manusia.
8. Tuhan Maha Baik (Gusti iku sae kanti sampurna). Tuhan YME tidak mempunyai sifat sifat buruk, jahat dsb. Tuhan adalah sebaik-baiknya dzat.
Tiga Alam Kehidupan
Awal terjadinya alam semesta ketika Tuhan menurunkan Rohnya, membuat bintang-bintang yang dikelilingi planet-planet kemudian meniupkan kehidupan untuk membentuk dunia. Kemudian Roh hidup berada dalam biji benih dan kandungan air, api, tanah dan angin (oksigen) menggumpal dan berubah menjadi makhluk hidup Roh Tuhan sehingga bisa tumbuh dan berkembang biak sesuai dengan lingkungan.
Semenjak saat itu semua makhluk hidup di dunia tumbuh dan selalu berubah sehingga dalam proses perubahannya senantiasa membutuhkan energi lain untuk diserap dalam bentuk memakan dan dimakan.
Ketika air dan angin dijadikan makhluk hidup, tanah dan api dijadikan alat hidup. Air dan oksigen adalah unsur hidup, tanah dan api adalah unsur mati. Semua makhluk hidup selalu membutuhkan unsur lain untuk hidup dan untuk perubahan serta pertumbuhan hidupnya terutama tubuhnya, manusia dan hewan tidak makan batu dan tanah, melainkan makan unsur hidup lainnya ditambah air dan oksigen sebagai pembentuk asal mula kehidupan. Sedangkan tanaman menyerap unsur lain untuk tumbuh dan berkembang, namun sesungguhnya sumber dari segala sumber kehidupan adalah air. Ketika awal kehidupan muncul didunia semua percikan Tuhan masih berada dalam posisi rendah, sehingga hanya berlaku hukum memakan dan dimakan.
Kemudian ada perubahan sedikit demi sedikit sehingga makhluk hidup mengenal kelompok dan pola makan yang berbeda , sesuai dengan lingkungan masing-masing sehingga mulai muncul perbedaan kemampuan makhluk hidup satu dengan mahkluk yang lain. Perbedaan kemampuan semakin lama semakin membedakan bentuk fisik makhluk hidup, sehingga keturunan yang dihasilkan selalu berubah, maka mulailah terbentuk jiwa yang mempunyai kemampuan mencipta sebagai titik awal tumbuh dan munculnya sifat ketuhanan kembali.
Kemudian jiwa-jiwa itu semakin tumbuh dan berkembang sampai muncul peradaban bahasa dan karya cipta lainnya. Pada masa sekarang jiwa-jiwa makhluk hidup sudah sangat cerdas khususnya manusia, sehingga sudah dapat mencipta yang jumlahnya tak terhingga. Manusia sebagai makhluk hidup yang berubah paling depan memiliki kemampuan untuk tumbuh lebih cepat menjadi jiwa yang tinggi, menjadi jiwa yang semakin dekat dengan jiwa Tuhan yang lebih besar. Kemampuan mencipta bahasa mendorong untuk berimajinasi.Pada tahap awal muncul kata-kata sebenarnya sesuai keadaan, kemudian berkembang mampu membuat kata-kata yang merupakan gambaran yang tidak sesuai keadaan, lalu muncullah kreasi yang bersifat karangan belaka.
Dalam komsep Kepercayaan Maneges awal kejadian makhluk hidup sampai dengan meninggal disebut alam bawah, sedangkan setelah meninggal jiwa yang baik dan mampu membebaskan dari penderitaan akan menuju alam tengah, dan dari alam tengah ada proses tertentu sehingga kita menuju alam atas yaitu keberadaan Tuhan Yang Maha Esa.
Secara berurutan 3 alam tersebut adalah:
Alam Bawah.
Pada waktu kita tercipta oleh ibu bapak di bumi, mulai proses embrio, benih kemudian lahir tumbuh dan dibesarkan oleh alam dan tua maka pada saat itu kita berada di alam bawah. Di alam bawah adalah alam penderitaan dimana makhluk hidup harus memenuhi kebutuhannya, tubuh selalu menuntut pikiran untuk bergerak sesuai keinginan tubuh. Banyak kasus pikiran terjebak keinginan tubuh, sehingga muncul nafsu serakah, iri, dengki dan jahat hanya demi memuaskan keinginan-keinginan tubuh.
Perubahan adalah abadi, dia senantiasa berjalan ke depan, matahari suatu saat akan redup, alam semesta suatu saat akan padam, namun jiwa yang hidup akan berpindah ke alam tengah yaitu menuju alam setelah alam semesta ini.
Kehidupan di bumi sebagai bagian dari alam bawah dengan berbagai macam penemuan dan berbagai macam dialektika budaya dan ideology menjadikan dunia penuh konflik, masing-masing merasa benar dan harus menang karena hal ini diliputi cara hidup yang tidak mengejar kebahagian melainkan diliputi keinginan rendah. Manusia yang berada dalam alam pikiran kelaparan, hidupnya selalu kekurangan walaupun sudah banyak yang dimiliki, juga tentang nafsu sex mereka yang berlebihan dan terobsesi sex kepada banyak manusia lain akan menyebabkan kebiasaan semakin banyak terpenuhi akan semakin kurang dirasakan. Dasarnya bergerak adalah karena kelaparan, bukan sekedar memenuhi kebutuhan.
Manusia yang berada dalam alam pikiran kemarahan maka hidupnya akan diliputi perasaan cemas, iri, dengki dan rasa memiliki yang berlebihan. Sedangkan manusia yang berada dalam alam pikiran kebahagiaan maka memandang dunia ini penuh dengan bahagia, apapun keadaan yang ada pada dirinya, dia senantiasa pasrah terhadap alam yang selalu bergerak dan berputar, sehingga kita tidak boleh diam namun juga tidak usah terlalu cepat bergerak apalagi sampai melawan alam. Kita dituntut pandai berkomunikasi dengan alam maka dalam Kepercayaan Maneges juga dikenal petung jawa yaitu perhitungan tata cara melaksanakan kegiatan juga tentang hari baik dan hari buruk dalam mengenal alam khususnya alam jawa. Berdasar pengalaman di tanah jawa secara turun temurun
Alam Tengah.
Setelah manusia dan makhluk hidup berkembang biak kemudian menjadi tua maka yang terjadi adalah mati, tubuh menjadi hancur setelah ditinggalkan roh. Hidup atau jiwa yang merupakan percikan Tuhan yang sesungguhnya menghuni tubuh, lalu kemana setelah tubuh hancur, ada beberapa kategori yang akan dilalui jiwa yang menghuni tubuh yaitu:
a. Tumbuh-tumbuhan / tanaman. Roh atau jiwa hidup yang ada pada tumbuhan yang menyebabkan tumbuh dan berkembang biak pada tanaman adalah jiwa rendah dia tidak bisa berpindah-pindah, tidak mempunyai rasa, dia hanya bisa tumbuh dan berbuah untuk berkembang biak, maka ketika tubuhnya mati (kayu) jiwa yang ada padanya juga ikut mati.
b. Hewan. Roh atau jiwa hidup yang ada pada hewan adalah jiwa sedang sehingga dia juga hanya bisa bergerak dan mengenal rasa tumbuh dan berkembang biak, namun demikian dia tidak mengenal perbuatan dan kemampuan mencipta sehingga ketika mati, jiwa kehidupannya juga ikut mati. Sama seperti tanaman, materi yang menyusunnya akan berubah bentuk menjadi materi lain (Hancur).
c. Manusia. Roh atau jiwa yang ada pada manusia adalah jiwa tinggi sehingga dia sudah bisa menciptakan dan mengenal perbuatan, maka ketika manusia mati ada harapan jiwa manusia menuju ke alam kelanggengan / keabadian. Apabila dia mampu menemukan cara hidup bahagia, berbuat baik dan bijak serta tidak terjajah oleh keinginan tubuh sehingga selalu dalam ketenangan jiwa. Namun apabila dia berbudi pekerti rendah, berbuat jahat, kejam, benci dan pemarah seperti sifat-sifat hewan pada umumnya, maka ketika dia mati sudah pasti tidak akan abadi. Jiwanya berhenti mati dan tubuhnya hancur, karena memang jiwa hidup ketuhanan yang ada pada tubuhnya sangat lemah sehingga pikirannya tidak bisa mengendalikan tubuh.
Alam Atas.
Dalam konsep kepercayaan Maneges perbuatan baik cepat atau lambat akan menghasilkan kebaikan dan kebahagiaan bagi diri kita dan perbuatan buruk, cepat atau lambat akan merugikan serta membuat penderitaan / sengsara, sehingga konsep sebab akibat dekat menjadi utama dan karena setiap manusia menuai apa yang diperbuatnya atau ngunduh wohing pakerti maka tiada seorangpun yang dapat lolos dari buah perbuatannya sendiri.
Kita bagian dari Tuhan oleh karena itu kita tidak mengutamakan meminta-minta kepada Tuhan secara pribadi karena kita sendiri sebenarnya yang mencipta segala persoalan yang ada pada kehidupan manusia. Meminta-minta pada Tuhan adalah perwujudan dari kelaparan dan belenggu keinginan belaka.dan di dalamnya mengandung nafsu, kecuali berdoa untuk orang lain. Sebagai perwujudan kasih sayang kita kepada mahluk lain dan bentuk sukur kepada Tuhan Yang Agung, kita melakukan dengan cara mencintai dan berbuat baik kepada mahluk lain di luar diri kita.
Tuhan yang maha agung adalah kesempurnaan, Dia berada di alam atas, kita berada di alam bawah yang merupakan percikan ,putera-putera atau lemparan jiwa kehidupan (Tuhan) yang berada di alam semesta/alam bawah. Jiwa di alam semesta tidak semuanya bisa naik ke alam tengah, banyak yang tidak berhasil masuk seleksi untuk pindah meninggalkan alam bawah menuju alam atas.
Banyak usaha manusia untuk hidup dengan jiwa abadi, kematian adalah melepaskan semua penderitaan jiwa, lepasnya kebutuhan-kebutuhan tubuh kemudian jiwa yang abadi karena tidak menderita/suci berhasil melepaskan diri dari tubuh dan menuju ke alam tengah.
Seseorang bertemu dengan jiwa-jiwa lain yang hidup di alam tengah, kita terbatas tidak bisa menceritakan kehidupan di alam tengah namun demikian ada beberapa yang dapat menyampaikan pesan kepada kita bahkan dapat berkomunikasi dengan kita.
Delapan Ajaran Jawa
Delapan Ajaran Jawa adalah ajaran kejawen leluhur yang dilestarikan oleh Tumenggung Majapahit, KRT. Wiragati pada abad 14. Delapan Ajaran Jawa yang dimaksud adalah:
- Ora Mateni Sakabehe, artinya tidak membunuh apa saja, semua mahluk hidup harus dicintai dengan sungguh-sungguh baik tumbuhan maupun hewan apalagi manusia, pada sebagian besar hewan mengenal rasa sakit, kecuali hewan di air, jiwa dikehidupan yang mengenal rasa adalah percikan Tuhan yang akan berbalik menjadi energi negatif bagi diri mahluk hidup yang menyakiti, apabila disakiti, membunuh dalam konteks menyakiti tidak diperkenankan karena merupakan perbuatan kejam. Apapun alasannya setiap pembunuhan adalah menyakiti dan untuk mencapai kesucian jiwa maka membunuh apapun akan dapat menodai kesucian tersebut.membunuh hanya dapat dilakukan oleh jiwa-jiwa rendah seperti hewan dan pembunuh akan sangat sulit mencapai alam tengah.
- Ora Ngrusak Sakabehe, artinya tidak merusak apa saja.,merusak alam merusak diri sendiri dan merusak makhluk hidup lain tidak diperbolehkan. Kemajuan teknologi akan tidak ada artinya apabila dampaknya adalah kerusakan ekosistem dan alam. Tidak menjaga kesehatan, merokok, minum minuman keras, narkoba adalah merusak tubuh dan banyak perbuatan yang dampaknya adalah kerusakan hal ini sangat dilarang dalam ajaran Jawa.
- Ora Mangan Kewan, tidak makan hewan. Konsep Jawa mengajarkan bahwa hampir semua hewan di darat mempunyai rasa sakit dan mempunyai jiwa kecuali beberapa hewan di air. Kita tidak pernah menemui hewan di darat yang menjumpai api tetap diterjang pasti dia akan menghindar artinya dia punya rasa sakit, lain halnya dengan beberapa hewan air, bahwa hewan air hanya setingkat lebih tinggi dari tumbuhan dan tumbuhan tidak mempunyai rasa sakit. Bagaimana perasaan anda memakan daging makhluk hidup yang kematiannya menderita? Apabila hal ini diterapkan dengan ilmu kesehatan, ternyata memang hampir semua penyebab penyakit berasal dari makanan dari daging hewan didarat, jadi sekalipun orang Eropa mengenal vegetarian, kita sudah lebih dahulu melaksanakannya.
- Ora Ngapusi, tidak menipu. Menipu adalah berbohong untuk menguntungkan diri sendiri atau untuk sebuah tujuan menguntungkan demi keinginan dan nafsu, apabila tidak pernah melakukan perbuatan menipu sudah pasti ketenangan hidup dan kebahagiaan akan selalu menyertainya.
- Budhi lan karya, berperilaku baik berpikir dan bekerja keras, walaupun sikap menerima selalu tertanam dihati namun bekerja keras dan berfikir untuk maju senantiasa dilakukan terus menerus.
- Maca lan maguru sepadha-padha, membaca dan mencari ilmu pegetahuan seluas-luasnya. Alam semesta adalah guru utama, semua makhluk hidup adalah guru, manusia di luar diri kita adalah guru, dengan menjadikan semua yang diluar diri kita adalah guru maka kita dapat menyerap semua hal dari sisi ilmu dan tidak sekali-kali meremehkan orang lain, siapapun dia.
- Tenggang rasa, tepo sliro. Simpati dan bijaksana menghadapi makhluk diluar kita yang sedang menderita, sehingga kita bisa ikut merasakan dan membantu sebisanya, siapapun yang suka memberi, pasti dia mudah untuk menjadi kaya, karena memberi membuka pikiran aura tubuh untuk menjadi orang baik, mengerem kerakusan dan menetralkan badan dari energi negative sehingga peluang materi tertarik badan dari luar dapat mudah datang dengan sendirinya, sehingga tidak heran apabila anda sering memberi banyak muncul kebetulan yang mengarah pada rejeki. Namun pada orang yang kikir, pelit dan hanya membelanjakan uang untuk kepentingan sendiri atau untuk pemuasan keyakinan sendiri tanpa rasa tulus mencintai orang lain maka dampaknya adalah kesusahan untuk mendapatkan peluang dan rejeki, untuk lebih mudahnya mulai sekarang dan 6 bulan ke depan silahkan dipraktekkan dan dirasakan perbedaannya.
- Ngadohi wong ala, kejem lan mbilaheni. Menjauhi orang yang jahat, kekejaman dan marabahaya, prinsip tidak ikut intervensi kepada orang lain dengan cara menjauhi dan menghindarinya jauh lebih baik daripada menasehati yang belum tentu diterima.
Laku Jawa
Kejawen Maneges adalah agama perilaku bukan agama upacara namun. Demikian dalam masyarakat Jawa sejak dahulu sudah dikenal tentang perhitungan weton angka-angka dan tata cara memulai sesuatu. Pada umumnya aliran maneges tidak berbeda jauh dengan perhitungan yang sudah ada.
Pada setiap weton hari dan tanggal kelahiran sendiri maka selalu ada acara samadhi dilanjutkan puasa mutih dari matahari terbenam sampai terbenam kembali dan ditutup dengan samadhi kembali.
Puasa mutih adalah puasa yang di dahului dengan makan nasi putih sekepal dan minum air putih segelas, selanjutnya tetap makan nasi putih sekepal pagi siang dan sore menjelang buka dengan tetap membiarkan minum air putih selama puasa.
Tata cara samadhi adalah duduk bersila,menutup kedua tangan di dada kurang lebih 15-30 menit atau lebih dan berkonsentrasi terhadap kebaikan, ketenangan dan kebahagiaan apapun keadaan yang sedang kita alami.dan mengingat apa perbuatan kita untuk menghindari perbuatan buruk yang menimbulkan kesusahan.
Puasa mutih sangat berguna bagi kesehatan tubuh, membersihkan aliran darah selama sebulan lebih mengkonsumsi makanan bebas, mambuka cakra dan aura badan jasmani, memberi ketenangan jiwa dan membuat arah kepastian hidup dengan kunci kebahagiaan.untuk mempermudah datangnya keberuntungan
Samadhi apabila dilakukan dengan benar maka akan menghindarkan dari kecemasan dan ketakutan dan menjadikan jiwa selalu pasrah, sehingga muncul kebahagiaan jiwa dan batin yang sebenarnya.
Samadhi juga bisa diartikan manunggaling badan dan jiwa sehingga jiwa yang merupakan percikan Tuhan dapat menyatu dengan tubuh yang di diami. Karena jiwa mengenali tubuh.
Sekilas aliran Kejawen Maneges mirip ajaran Budha, namun perbedaan prinsipnya adalah ketidakpercayaan terhadap reinkarnasi, karena menurut aliran meneges, kehidupan ini berjalan ke depan sehingga tidak mungkin terlahir kembali, perubahan selalu terjadi ke depan dan untuk menuju ke alam selanjutnya tidak semua orang bisa, sehingga ada proses seleksi sebagai kejadian alamiah, pada setiap kehidupan
Kepercayaan bisa komunikasi dengan roh leluhur tidak ada pada agama lain, juga penolakan bahwa manusia berasal dari satu ibu dan bapak, konsepnya bahwa manusia berasal dari percikan Tuhan yang menyebar di setiap belahan bumi bahkan mungkin planet lain, sehingga lingkungan dan alam masing-masing membuatnya berbeda-beda baik bahasa maupun bentuk fisiknya. Bagaimana bisa terjadi kita ditimang oleh ibu yang berasal dari satu orang tentunya dengan bahasa yang sama, namun yang terjadi untuk menyebut mama saja pada setiap belahan dunia berbeda, ibu, mother, umi, simbok, dll. Bagaimana mungkin (maaf) seorang Afrika beranak Cina dsb
Kalender Jawa
Tahun Jawa sebelum datangnya agama hindu/budha tidak menyebutkan urutan angka untuk menunjukan tahun, yang dikenal hanya ganti tahun setiap 12 bulan/mangsa.yang disebut pranata mangsa, dan terdiri 5 hari yang disebut pasaran yaitu: paing, pon, wage, kliwon dan legi.
Baru pada pada tahun 1885 masehi, oleh Mangkunegoro IV Tahun Jawa dikembalikan lagi untuk mulai berdiri sendiri, karena apa yang dilakukan oleh Sultan Agung dengan menggabungkan bulan dan pasaran hari jawa dengan tahun Hijriyah (tahun Islam) tidak bisa sesuai dengan iklim alam Jawa. Sultan Agung semata-mata hanya agar tahun baru jawa dan Islam sama waktunya, akan tetapi banyak ketidak cocokan iklim yang terjadi sebagai patokan bercocok tanam. Oleh karena itu pada hari selasa paing tanggal 23 Juni tahun 1855 masehi Mangkunegoro IV berinisiatif mengembalikan tahun 1 bulan 1 tanggal 1 Jawa memisah dengan tahun Islam dan sering di sebut Pranata mangsa.
Dengan begitu sesungguhnya Tahun Baru Jawa bukan 1 Sura (1 Muharam) atau juga bukan 1 Saka, tetapi setiap tanggal 23 Juni, karena sama-sama menggunakan perputaran bumi mengelilingi matahari sebagai patokannya, sehingga untuk tanggal 23 Juni 2007 adalah Tahun Baru Jawa yang ke-152.