7 Sep 2010

SANGKAN PARANING DUMADI

By: Slamet Riyadi


(Untuk apa manusia hidup? Dari mana dan hendak kemana manusia lahir dan hidup?)
Untuk menjawab pertanyaan tersebut diatas tentunya setiap ajaran agama mempunyai jawabannya masing-masing sebagai mana yang terdapat di dalam kitab suci agamanya, baik Islam (Al-Qur'an), Kristen (Injil), Hindu, Budha maupun ajaran Kejawen.
Bagi sebagian besar masyarakat Jawa yang masih menganut Kejawen menjawab pertanyaan
"Untuk apa tujuan hidup?"
"Dari mana dan hendak ke mana manusia lahir dan hidup?"
(Sangkan Paraning Dumadi),
jawabannya akan bersifat filosofis dan sangat mendalam.

Oleh karena ajaran Kejawen tidak mempunyai kitab suci, berkait dengan Sangkan Paraning Dumadi Budayawan Jawa yang sekaligus juga seorang dalang wayang kulit terkenal Ki Narto Sabdo mengungkapkan di dalam pergelaran wayang kulitnya tentang untuk apa manusia hidup, dari mana dan hendak ke mana manusia hidup dan dilahirkan.

Ki Narto Sabdo menembangkan satu bait dhandanggulo yang mengisahkan, menggambarkan pandangan Orang Jawa tentang awal dan akhir hidup manusia adalah sebagai berikut:

Kawruhono sejatining urip
Manungso urip ono ing dunyo
Porosasat mung mampir ngombe
Umpomo manuk mabur
Oncat sangking kurunganeki
Ngendi pencobenyang
Ywo kongsi kalirunanti
Umpomo wong lungo sanja
Njan sinanjan nora wurung mesthi mulih
Mulih mula-mulanya

Terjemahan bebasnya,
"Ketahuilah perihal hidup sejati manusia di dunia" manusia hidup di dunia itu semisal singgah hanya untuk minum. Bagai burung yang terbang lepas tinggalkan sangkarnya., dimana nanti hinggap janganlah keliru, semisal orang bertandang, saling tengok toh akhirnya harus pulang, pulang ke asal mula.

Jadi mennurut pandangan Kejawen hidup manusia ini hanya sementara, singgah sebentar ibarat hanya untuk makan dan minum. Oleh karena itu hidup di dunia yang fana ini disebut alam madya yaitu alam tengah yang terletak antara alam purwa dan alam wasana. Hidup ini berasal dari Alam-mulanira dan kembali ke Alam Wasana. Lebih jelanya dalam tembang Dhandanggulo dikisahkan:
"Dari mana asalnya dulu manusia dan segala makhluk, seggala yang ada di alam ini sebenarnya semua itu ada yang mengadakan, yaitu Pencipta Alam Semesta, Tuhan Yang Maha Agung, itulah asal mula, dan itulah pula tujuan akhir dari semua yan ada"


BAGAIMANA MELATIH KONSENTRASI

Untuk melakukan latihan konsentrasi, ada beberapa tahap yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Apabila setengah-setengah dan tidak serius untuk melakoninya, maka hanya kegagalan yang kita dapatkan.

Berlatih dengan menggunakan gambar-gambar. Dalam latihan ini sebaiknya di tempat yang sepi dan tenang. Upayakan jangan sampai ada yang mengganggu, dan juga jangan sampai ada pengaruh dari luar diri anda yang bisa menggagalkan latihan anda. Lebih utama lagi jika anda melakukannya di dalam kamar seorang diri, atau di dalam ruangan yang tertutup. Konsentrasi dengan menggunakan gambar-gambar adalah alat yang anda gunakan untuk membantu latihan ini berupa gambar-gambar. Dalam hal ini ada beberapa langkah:

a. Langkah ke satu
Tahap awal ini dapat anda lakukan secara sederhana. Sediakan gambar sederhana dan hanya berwarna dua macam, hitam dan putih saja. Seandainya gambar kucing. Letakkan gambar tersebut di hadapan anda, duduklah dengan santai, kendorkan syaraf dan kosongkan pikiran. Mata tertuju pada gambar yang dimaksudkan. Rekamlah semua coretan, bulu-bulu dari gambar kucing tersebut, dan bentuk yang bisa anda lihat. Lakukan beberapa saat lamanya.
Setelah pengamatan dirasa cukup, tutuplah gambar yang telah anda amati tadi. Jangan sekali-kali melihatnya. Kemudian cobalah anda berbaring. Bayangkan, ingat-ingatlah apa yang pernah atau baru saja anda lihat dari gambar tersebut. Mulai dari bentuk yang terbesar sampai pada coretan terkecil, bulu-bulunya.

b. Langkah ke dua
Jika dalam tahap ke satu mampu membayangkan bentuk dari gambar yang sudah diamati, kini anda bisa melangkah pada tahap selanjutnya. Yaitu mengamati gambar dengan warna yang tidak hanya hitam dan warna putih, melainkan gambar dengan beberapa warna. Sebagai contoh disini adalah foto berwarna. Ambillah foto berwarna dengan latar belakang pemandangan. Letakkan foto tersebut di sebuah ruangan yang cahaya dapat masuk dan bisa menyinari foto tersebut. Ambil jarak dengan foto kira-kira 50 cm. Amati foto tersebut dengan seksama, mulai warna pepohonan sampai yang terkena sinar matahari.
Kemudian tutup foto tersebut. Sekarang cobalah anda bayangkan dari warna dan letak pepohonan. Jika anda sudah bisa mengingat , kemudian buka foto tadi dan cocokkan dengan ingatan anda. Jika anda belum mampu untuk menyamakan antara yang anda ingat dengan foto tadi, cobalah diulang kembali teerus sampai anda benar-benar dapat mengingatnya.
Apabila anda sudah mampu membayangkan dari warna dan letak dan menyamakan dengan foto tersebut, sekarang ambillah jarak antara anda dan foto lebih jauh lagi. Kira-kira 75 cm dari jarak foto yang anda hadapi. Cobalah amati secara seksama kemudian tutuplah foto tersebut. Anda pejamkan mata, bayangkan kalau letak dari pepohonan dan warnanya sudah sama dengan yang ada di foto.

c. Langkah ke tiga
Langkah ini merupakan yang terakhir. Dalam tahap ini harus sudah mampu melakukan latihan tahap awal dan tahap ke dua. Oleh karena dalam tahap terakhir ini konsentrasi kita harus sudah betul-betul dipusatkan bukan dengan gambar yang berwarna, melainkan menggunakan bulatan hitam.
Misalnya: "Buatlah bulatan hitam di atas kertas putih dengan garis tengah 5 cm. Setelah itu ambil jarak dengan gambar tersebut kira-kira 50 cm. Lihatlah bulatan teersebut sampai menjadi titik yang terkecil".
Dalam tahap ke tiga ini anda mengalami akibat dari latihan, yaitu mata berair. Tapi ini jangan sampai merisaukan anda oleh karena tidak membahayakan anda. Nanti jika anda sudah terbiasa dengan latihan-latihan secara teratur hal yang demikian tidak akan terjadi lagi.
Apabila sudah mampu dengan latihan dari tahap pertama hingga tahap terakhir, sekarang cobalah dengan membunyikan radio tape, kemudian amati foto diri anda. Setelah itu tutup foto tersebut. Pejamkan mata anda dan coba bayangkan warna-warna yang ada dalam foto tadi. Sementara radio tape terus dibunyikan. Jika bayangan foto yang anda amati anda rasa sama dengan foto, bukalah mata anda dan cocokkan dengan foto tersebut.
Apabila berhasil dengan latihan ini, maka anda telah lulus. Akan tetapi seandainya belum berhasil juga maka sebaiknya dilatih lagi sampai anda bisa menyamakan antara foto dengan yang anda bayangkan.
Selamat mencoba! Berikutnya: Berlatih dengan menggunakan huruf.


MENGENAL AJARAN SYEH SITI JENAR

Dalam sejarah perkembangan agama Islam di Jawa yang disebarkan oleh para Wali Songo tidak lepas juga membahas salah satu wali yang ajarannya dianggap nyeleneh dan keluar dari ajaran Islam yaitu "Syeh Siti Jenar".

Syeh Siti Jenar merupakan sosok yang sangat cerdas dan terkenal karena ketinggian ilmunya. Ia mempunyai murid-murid , antara lain Ki Ageng Pengging, Ki Ageng Tingkir, Ki Kebo Kenongo, dan lain-lain. Di perguruannya itu, Syeh Siti Jenar mengajarkan ilmu beraliran "Wahdatul Wujud" (kesatuan wujud) dengan melakukan ijtihad (kesatuan mutlak).
Penggambaran ajaran ijtihadnya itu mengumpamakan "Api dengan nyalanya, laut dengan ombaknya, dan bunga dengan sari madunya". Perumpamaan ini mengingatkan kita dengan ajaran tasaub Ibnu Arabi (tahun 1165-1240 Masehi) dan Al Hallaj (tahun 858-922 Masehi).

Syeh Siti Jenar juga dikenal dengan nama Syeh Lemah Abang bergelar Prabu Satmata atau raja yang tampak oleh mata. Ajaran Syeh Siti Jenar Manunggaling Kawulo Gusti sampai sekarang masih berpengaruh bagi aliran kebatinan Kejawen di Indonesia.

Ungkapan mati sajroning ngurip, menurut Syeh Siti Jenar adalah mengajak manusia agar senantiasa eling dan waspada, bersahaja, mengendalikan diri, mengurangi kenikmatan badaniah duniawi, bersedia lara samsara, tapa brata dan bersyukur meski dalam keadaan sulit. Perjuangan hidup di alam maya nan fana menurut Serat Bima Suci, berkait erat dengan upaya untuk memahami sangkan paraning dumadi, asal dan tujuan kehidupan yaitu husnul khatimah menuju perjalanan hidup yang membahagiakan.

Di dalam faham Kejawen (ngelmu), sangkan paraning dumadi adalah proses untuk menggapai kesempurnaan hidup yang bisa diperoleh hanya melalui laku atau prilaku ikhlas, bersyukur dan prihatin. Berkait dengan hal tersebut dalam kitab suci penganut mistik Kejawen serat wirid masih terbagi lagi dengan Asaling Dumadi asal mula suatu wujud, Sangkaning Dumadi dari mana dan bagaimana arah perkembangan wujud itu, Purwaning Dumadi permulaan suatu wujud, Tataraning Dumadi martabat suatu wujud, Paraning Dumadi arah perkembangan suatu wujud. Demikianlah semoga bermanfaat!


AJARAN SABDA PALON

Sabda Palon menurut informasi yang saya dapat merupakan sebuah kitab kuno yang berisi ajaran-ajaran moral untuk mencapai manusia sejati. Adapun untuk untuk mencapai hal tersebut manusia harus mengamalkan janji gantharwa yaitu:

1. Mengutamakan Kemanunggalan dalam Gantharwa
Dalam hal ini manusia harus selalu mengingat Tuhan, selalu mempunyai keinginan untuk menyatu dengan Tuhan, menyatu dengan sifat-sifat Tuhan yang maha pengasih, maha bijaksana sehingga prilakunya akan mencerminkan sifat-sifat Tuhan, penuh kasih,adil, jujur, bijaksana, tidak tamak, tidak serakah, tidak sombong dan lain-lain. Manunggal dengan sifat-sifat Tuhan ALLAH yang berwujud manunggal atau menyatu pula prilakunya itu dengan sesama makhluk hidup, manusia, khewan dan alam.

2. Meningkatkan Kawruh dan Laku
Dalam hal ini tak ada istilah kata "berhenti" dalam "belajar" karena dalam pandangan orang yang telah mencapai tahapan ini "orang yang pintar adalah orang yang terus menerus mau belajar" dan kemudian mengamalkan, mempraktekkan segala sesuatu yang sudah didapatkan dalam belajarnya itu untuk kebaikan terhadap sesama, tanpa pamrih penuh dengan keikhlasan dalam melakoninya.

3. Tekun dan Setia
Artinya orang yang telah mencapai tahapan ini akan mempunyai sikap yang kosisten dan berkomitmen tinggi dengan apa yang sudah dimilikinya dan diyakininya. mempunyai dedikasi dan loyalitas yang tinggi dalam mengamalkan yang semata-mata hanya untuk keikhlasan dan keridhoan dari Tuhan ALLAH.

Apabila manusia sudah dapat mencapai dan melakoni ke tiga janji gantharwa tersebut maka di dalam dirinya, di dalam jiwanya bersemayam kuat moralitas jiwa yang sugih tanpa bondo, sakti tanpa aji, ngluruk tanpa bolo, menang tanpa peperangan, apa yang diinginkan dan segala apa yang dikehendakinya akan segera terwujud.